Laman

Senin, 13 Desember 2010

pas une pantoufle de verre


Udah lama aku ga nulis, ga se seneng ini, ga se sedih ini,ga semarah ini,ga sehambar ini dan ga sebebas ini.
Apa yang bisa dilakukan gadis seusia ku? Aku sangat sederhana, seperti itu adanya. Dengan keceriaan yang slalu terpancarkan, aku mulai kisah kisahku dan selalu ingin ku abadikan dimanapun aku dapat mengabadikannya termasuk dengan cara menulisnya seperti ini.
Seperti halnya remaja pada umumnya, pasti penuh tantangan, penuh keceriaan. Tapi ada yang sedikit melenceng dari untaian kisahku. Krn itu aku disebut cinderela kesiangan, cinderela yang baru bangun dari mimpi2 nya, begitu mereka menyebutku, lucu memang, tapi semua benar terjadi dalam hidupku.
Rasanya ga etis kalo aku cerita tanpa memperkenalkan siapa aku, panggil aja aku Tika, anak2 biasa panggil aku entik, entah dari mana mreka punya ide buat panggil aku itu, aku bersekolah di sekolah umum yg aku anggep biasa,mskipun orang2 bilang termasuk skola favorit, tp gak ada yg spesial dari lingkungan sekolahku yang baru aku mulai 3thn yg lalu. Sampai suatu saat aku sadar kalo sekolah ini punya banyak rahasia, tadinya aku antusias ikut berbagai kegiatan, tapi lama2 berasa melelahakan, setengah tahun pertama aku ngerasa bosan, aku nycoba cari penyebab dari rasa kebosananku yang tak jelas juntrungannya itu. Dan akhirnya aku sadar kalo aku mulai tertekan, aku mutusin untuk refresh, dan nycoba fokus dalam study akademik, ya istilahnya ga ngeksis dulu gt. Padahal aku perlu terus beradaptasi dengan lingkungan baruku. Aku mulai menyibukkan diri dengan tugas tugas sekolah, dan karna hal itu aku nemuin sahabat yg mengajarkanku banyak hal. Namanya Ica, jujur aja dia agak lemot gt, tp dia baik dn polos, kesederhanaan yang aku pelajari darinya membawa aku pada dunia baru, sampai sampai aku lupa pada misi utamaku,yaitu fokus pada study akademik. Mulanya Ica sering bercerita tentang banyak hal, keluarganya, kebiasaan nya, hobinya, kesibukannya sehari2. Tapi dibalik itu semua, tak sekaipun dia pernah bercerita tentang kisah pribadinya, mungkin baginya itu privasi yg tak boleh disentuh oleh siapapun, apalagi aku yang belum begitu lama mengenalnya. Tapi yang namanya wanita ada juga sisi lemahnya, ternyata ia jg tak mudah menyembunyikan perasaan, sampai pada akhirnya dia mulai bercerita tentang hari2 indahnya, meskipun terkesan berlebihan tapi tak mengubah pandanganku tentang kepolosannya.
“apa komentar kamu tentang foto ini?”
Tanya ica pertama kali memulai pembicaraan. Aku tersenyum dan coba mengamati dalem2 foto itu, hm...
“Cakep juga, siapa ca?” aku mulai tanya2 sok menyelidik gitutapi dia Cuma senyum, ya aku paham lah itu siapa, tanpa dia jawab pun aku ngerti.
Hari – hari cepat berlalu, sejak Ica mulai bercerita, aku mulai memahami sosoknya, yang bisa disebut “cah cinta”.
Haha, dalem ati aku ga berharap kayak dia, uda cukup pusing sama soal2 matematika dari pada harus mikir perasaan dan hubungan yg pasti bikin problem. Tapi namanya juga remaja, ga ada cinta ya ga rame. Sepertinya aku kemakan omongan sendiri, ini yang disebut melenceng dari tujuan awal.
Pasti sudah bisa ditebak. Ya, aku jatuh cinta...
Haha, lucu juga rasanya, kenapa bisa gt ya? Tapi semua berawal dari malem itu, wkt aku cari hiburan dateng ke pensi salah satu SMA favorit di kota ku juga, namanya juga pensi, pasti kebayang ramenya kayak apa, dan ga sengaja aku ketemu temen lama.
“hei tik, kesini ma sapa?”
Tiba2 aja aku ngrasa ada yang nepuk pundakku dari belakang, Riri rupannya, dia temen smp ku, disampingnya da cowok yang tersenyum liat aku, rupa rupanya dia pacar Riri. ga lama setelah itu dateng deh seorang cowok yg ternyata temen pacar Riri, mula mulanya dikenalin ke aku, ya ngobrol2 gt, jujur aja manis banget tu anak, aku agak gimana gtu, hahaha...

2 komentar:

  1. ini berdasarkan kisah nyatakah??ato cuma cerpen khayal?ehehe,
    bener banget tu,mikir plajaran aja udah pusing,repot banget mikir yang lain lagi, tapi malah kemakan omongan sendiri..

    BalasHapus

Cari Blog Ini